MENJADI ASN ZAMAN NOW

MENJADI ASN ZAMAN NOW

Esai ini diikutsertakan dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh komunitas Abdi Negara Muda dalam kegiatan bertajuk “Call for Essay: Harapan untuk ASN Indonesia”

Dibesarkan oleh ayah dan ibu berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), saya dididik menjadi pribadi yang jujur dan disiplin oleh keduanya. Ibu yang telah pensiun dan almarhum ayah banyak memberikan pelajaran hidup yang tak lepas dari status pekerjaannya. Walaupun stigma masyarakat terhadap PNS tidak terlalu baik, saya tak melihatnya pada mereka berdua. Orang tua saya adalah role model bagi saya dalam berkarir. Menjadi ASN adalah keinginan saya agar dapat mengabdi pada bangsa dan negara sekaligus memaksimalkan potensi diri yang saya miliki.  

Tak dapat dipungkiri, bahkan hingga kini, masih banyak oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terdiri dari PNS dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) yang suka bertindak ‘nakal’. Tindakan tersebut dari mulai jalan-jalan ke mall pada jam kerja sampai melakukan pungutan liar pada masyarakat. Saya sendiri pernah mengalaminya. Ketika mengurus suatu administrasi, supaya proses dipercepat dan dipermudah maka saya harus memberikan sejumlah uang kepada oknum tersebut. Padahal, kita ketahui bersama bahwa ASN adalah pelayan publik yang dipekerjakan oleh masyarakat. ASN digaji oleh masyarakat melalui pajak yang dibayar oleh masyarakat. With that in mind, saya berikrar untuk tidak berperilaku seperti itu jika saya menjadi ASN. 

Kini impian saya telah terwujud. Merupakan suatu kebanggaan bagi saya yang kini telah resmi menjadi seorang ASN. Dengan sistem perekrutan yang semakin transparan, Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Banyak masyarakat yang juga telah teredukasi untuk tidak membayar sepeser pun kepada oknum yang mengaku-ngaku mampu meloloskan masyarakat menjadi abdi negara. Selain itu, kegiatan pelatihan dasar yang wajib diikuti oleh calon PNS juga semakin disempurnakan. Kita diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang nilai dasar ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi) yang bagi saya merupakan modal berharga untuk menjadi ASN zaman now.

Nilai dasar tersebut ditambah dengan penekanan fungsi utama ASN (pelayanan publik, pelaksana kebijakan pemerintah dan sebagai alat pemersatu bangsa) yang semakin menambah semangat dalam bekerja. Belum genap dua tahun saya menjadi dosen PNS sebuah perguruan tinggi negeri di daerah Tangerang Selatan. Saya membuktikan sendiri bahwa menjadi seorang PNS bisa sangat produktif, bertolak belakang dengan pandangan masyarakat bahwa banyak ASN yang ‘magabut” alias ‘makan gaji buta’. Dengan jam kerja 37,5 jam setiap minggu, ada banyak sekali target yang harus diselesaikan. Bagi dosen yang harus melaksanakan tugas tridharma perguruan tinggi, yaitu dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat ditambah tugas penunjang, produktivitas itu sungguh nyata adanya. Apalagi, saya mengabdi di kampus yang mahasiswanya berjumlah lebih dari 300 ribu. Benar-benar suatu tantangan.

Ya, inilah gambaran ASN zaman now. Bukan ASN yang setiap hari kerjanya hanya datang ke kantor untuk menyeruput kopi dan membaca koran. Bukan termasuk 1,6 juta PNS yang duduk di posisi tenaga administrasi dan kinerjanya dinilai tidak produktif1. Kini, ada sasaran kinerja yang harus dicapai untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Terutama di sektor-sektor pemerintahan yang fokus pada pelayanan publik, memasang wajah sumringah kepada masyarakat harus juga menjadi target. Kita tidak ingin masih dihadapkan pada muka garang dan cemberut para petugas yang melayani kita. Not anymore. Bagi saya yang seorang dosen, artinya kita harus memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa. Kita harus membantu dan mendampingi mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perkuliahan. Itulah bentuk pelayanan kita.

Selain produktivitas dan pelayanan yang harus ditingkatkan, saya pribadi berharap bahwa seluruh ASN dapat melakukan pengabdian pada masyarakat. Seperti halnya dosen yang harus melakukan ini setiap tahun, ASN dari semua instansi pusat dan daerah saya rasa dapat melakukan hal yang sama untuk berkontribusi pada masyarakat. Tentu saja dengan penyesuaian dan tidak harus melulu dalam skala besar. Dapat dimulai dengan menjadi pembicara dalam penyuluhan anti korupsi di RT sekitar tempat tinggal, misalnya. 

Harapan selanjutnya bagi ASN Indonesia zaman now adalah untuk dapat bergabung dalam komunitas-komunitas ASN yang kini banyak bermunculan. Para ASN milenial dan generasi sebelumnya perlu melihat kondisi ini sebagai suatu kemajuan. Bahwa anak muda kita memiliki niat baik untuk berkontribusi positif bagi bangsa dan negara. Masyarakat secara umum dan ASN secara khusus, yang rata-rata memiliki media sosial, akan mendapatkan edukasi dari mem-follow akun dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh banyak komunitas ASN muda ini. 

Terakhir, semoga ASN zaman now semakin inovatif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harusnya memberikan kita ruang lebih banyak dan akses lebih mudah untuk mendapatkan pengetahuan. Dengan sumber belajar yang tak terbatas, kita bisa berinovasi dan memberikan manfaat pada masyarakat. Bagi seorang dosen, berbagai penelitian inovatif yang telah dilakukan diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi masyarakat. 

Selain itu, negara sangat mengapresiasi ASN yang telah berkontribusi positif pada masyarakat. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB) secara rutin menggelar Anugerah ASN. Ajang Anugerah ASN ini dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Teladan, PNS Inspiratif, dan The Future Leader. Aspek penilaian mencakup inovasi yang terdiri atas orisinalitas dan dampaknya terhadap masyarakat/organisasi serta menilai strategi penerapannya, dan perspektif keterkaitannya dengan reformasi birokrasi2. Bagaimana? Seru ‘kan

Menjadi ASN zaman now artinya kita siap membuktikan pada masyarakat bahwa ASN dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Kita siap bertransformasi menjadi ASN yang tangguh. Kita siap menjadi pelayan publik tanpa memandang status sosial dan ekonomi. Kita siap mengabdi pada bangsa dan negara. Kita siap! 

Referensi:

1https://www.liputan6.com/bisnis/read/4299983/16-juta-pns-dinilai-tak-produktif

2https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/anugerah-asn-kembali-digelar-dengan-tiga-kategori

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *